tag:blogger.com,1999:blog-50751778240311193642024-03-13T08:50:04.213-07:00People HealthArianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-16343136995275514862010-05-23T01:39:00.000-07:002010-05-23T01:40:19.730-07:00Faringitis<table width="100%" border="0"><tbody><tr valign="top"><td class="judulbesar" valign="top" width="302">Faringitis (Radang Tenggorokan)</td> </tr> <tr valign="top"> <td valign="top" width="302"><span class="subjudul">DEFINISI</span><br />Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (<i>faring</i>).<br /><br /> </td> </tr> <tr valign="top"> <td valign="top" width="302"><span class="subjudul">PENYEBAB</span><br />Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. <br />Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab <i>common cold</i>, flu, adenovirus, <i>mononukleosis</i> atau <i>HIV</i>. <br /><br />Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, <i>Neisseria gonorrhoeae</i> atau <i>Chlamydia pneumoniae</i>.<br /><br /> </td> </tr> <tr valign="top"> <td valign="top" width="302"><span class="subjudul">GEJALA</span><br />Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. <br />Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.<br /><br />Gejala lainnya adalah:<br />- demam<br />- pembesaran kelenjar getah bening di leher<br />- peningkatan jumlah sel darah putih.<br />Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.<br /><br /><b>2 jenis faringitis</b><br /><br /><table width="90%" border="1" bordercolor="#009966" cellpadding="5" cellspacing="0"> <tbody><tr bgcolor="#99cccc"> <td>Faringitis Virus</td> <td>Faringitis Bakteri</td> </tr> <tr> <td>Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan</td> <td>Sering ditemukan nanah di tenggorokan</td> </tr> <tr> <td>Demam ringan atau tanpa demam</td> <td>Demam ringan sampai sedang</td> </tr> <tr> <td>Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat</td> <td>Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang</td> </tr> <tr> <td>Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar</td> <td>Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening</td> </tr> <tr> <td>Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif</td> <td>Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk <i>strep throat</i></td> </tr> <tr> <td>Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri</td> <td>Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium</td> </tr> </tbody></table><br /> </td> </tr> <tr valign="top"> <td valign="top" width="302"><span class="subjudul">DIAGNOSA</span><br />Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.<br /><br />Jika diduga suatu <i>strep throat</i>, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan. <br /><br /> </td> </tr> <tr valign="top"> <td valign="top" width="302"><span class="subjudul">PENGOBATAN</span><br />Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (<i>analgetik</i>), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. <br />Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan <i>sindroma Reye</i>. <br /><br />Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. <br />Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya <i>demam rematik</i>), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya. </td></tr></tbody></table>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-68940919924594152592010-05-19T06:41:00.000-07:002010-05-19T06:42:02.132-07:00Penggunaan Kortikosteroid Oral Pada Alergi Anak<ul><li> <div style="text-align: left;">Kortikosteroid dikenal mempunyai efek yang kuat sebagai anti-inflamasi pada penyakit artritis reumatoid, asma berat, asma kronik, penyakit inflamasi kronik dan berbagai kelainan imunologik. Oleh karena efek anti inflamasi dan sebagai immunoregulator, kortikosteroid memegang peranan penting pada pengobatan medikamentosa penyakit alergi baik yang akut maupun kronik. Tetapi di samping manfaatnya, karena efek sampingnya yang banyak juga menyebabkan penggunaan kortikosteroid ini harus tepat guna dan tepat cara.</div> </li><li>Kortikosteroid alamiah dan buatan secara garis besar terbagi dalam mineralokortikoid dan glukokortikoid. Walaupun pada saat ini pada preparat yang baru semakin diusahakan untuk hanya mempunyai efek glukokortikoid, tetap masih mempunyai efek minerelokortikoid walaupun sedikit.</li><li>Walaupun tampaknya ada bermacam efek pada fungsi fisiologik, kortikosteroid tampaknya mempengaruhi produksi protein tertentu dari sel. Molekul steroid memasuki sel dan berikatan dengan protein spesifik dalam sitoplasma. Kompleks yang terjadi dibawa ke dalam nukleus, lalu menimbulkan terbentuknya mRNA yang kemudian dikembalikan ke dalam sitoplasma untuk membantu pembentukan protein baru, terutama enzim, sehingga melalui jalan ini kortikosteroid dapat mempengaruhi berbagai proses. Kortikosteroid juga mempunyai efek terhadap eosinofil, mengurangi jumlah dan menghalangi terhadap stimulus. Pada pemakaian topikal juga dapat mengurangi jumlah sel mast di mukosa. Kortikosteroid juga bekerja sinergistik dengan agonis β2 dalam menaikkan kadar cAMP dalam sel.</li></ul> <p><strong>Indikasi untuk penyakit alergi </strong></p> <ul><li>Indikasi utama adalah untuk reaksi alergi akut berat yang dapat membahayakan kehidupan, seperti status asmatikus, anafilaksis, dan dermalitis exfoliativa. Selain itu, juga untuk reaksi alergi berat yang tidak membahayakan kehidupan tetapi sangat mengganggu, misalnya dermatitis kontak berat, <em>serum sickness</em>, dan asma akut yang berat. Indikasi lain adalah untuk penyakit alergi kronik berat sambil menunggu hasil pengobatan konvensional, atau untuk mengatasi keadaan eksaserbasi akut pada pasien yang memakai kortikosteroid dosis rendah jangka panjang, harus dinaikkan dosisnya bila terjadi eksaserbasi.</li><li>Oleh karena pengobatan kortikosteroid, terutama dengan jangka panjang, menimbulkan banyak efek yang tidak diinginkan maka sebelum memulai pengobatan harus dipertimbangkan untung dan ruginya terlebih dahulu.</li><li>Pada asma akut gunakan kortikosteroid dengan kombinasi obat lain secara tepat waktu, sesuai dengan konsep inflamasi yang terjadi pada asma</li></ul> <p><strong>Penggunaan kortikosteroid pada asma</strong></p> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody> <tr> <td valign="top" width="197"><strong>Lokasi</strong></td> <td valign="top" width="197"><strong>Stadium asma</strong></td> <td valign="top" width="197"><strong>Penggunaan kortikosteroid</strong></td> </tr> <tr> <td valign="top" width="197">Rumah sakitBagian daruratDi rumah <p>Di rumah</p></td> <td valign="top" width="197">Status asmatikusAsma akutKeluhan sesak <p>Asma berulang</p> <p>Permulaan ISPA</p></td> <td valign="top" width="197">YaYaYa <p>Ya</p></td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> <ul><li>Catat dengan baik kondisi alergi atau imunologi apa yang memberikan respons baik terhadap kortikosteroid sebelumnya. Kortikosteroid hanya dipakai bila obat konvensional tidak menolong, jadi untuk pasien asma berikan dulu obat metilxantin dan golongan adrenergik. Selain itu hindari penggunaan kortikosteroid pada pasien yang sedang mendapat vaksin virus.</li><li>Gunakan kortikosteroid dengan dosis serendah mungkin yang dapat mengontrol penyakitnya Tujuan untuk meringankan penyakit lebih dapat diterima daripada untuk menghilangkan gejala. Sedapat mungkin gunakan kortikosteroid yang bekerja dalam jangka pendek (prednison, prednisolon, dsb), dan untuk pemakaian jangka panjang kalau dapat gunakan secara topikal misalnya krem untuk kelaian kulit dan inhalasi untuk pengobatan asma kronik. Batasi penggunaan kortikosteroid untuk 5-7 hari saja, atau bila perlu terapi jangka panjang berikan dosis intermiten selang sehari pada pagi hari. Kortikosteroid yang diberikan 3-4 kali sehari, atau pada malam hari, lebih menekan fungsi kelenjar adrenal daripada yang diberikan sehari sekali atau pagi hari.</li><li>Komplikasi yang mungkin terjadi untuk pemakaian jangka panjang harus diawasi secara ketat misalnya glaukoma, katarak, gastritis, osteoporosis, dan sebagainya. Jangan menghentikan pemberian kortikosteroid jangka panjang dan dosis tinggi secara mendadak karena akan menyebabkan insufiensi kelenjar supraadrenal dan eksaserbasi penyakit yang sedang diobati.</li><li>Protokol yang dianjurkan untuk menghentikan pemberian kortikosteroid jangka panjang adalah sebagai berikut. Mulai pengurangan dengan hati-hati (misalnya 2,5-5 mg prednison tiap 3-7 hari) dan awasi keadaan penyakitnya. Bila terjadi peningkatan aktivitas penyakit naikkan kembali dosisnya, kemudian coba lagi mengurangi dengan dosis yang lebih rendah. Usahakan sampai dapat diberikan dosis sekali sehari pada pagi hari dan selanjutnya diberikan setiap 2 hari. Tambahkan dosis kortikosteroid bilamana pasien sedang mendapat stres, untuk stres ringan (gastroenteritis, influensa, otitis media, faringitis, atau tindakan bedah ringan) cukup ditambahkan selama 2 hari, sedang untuk stres berat (trauma atau tindakan bedah besar) tambahkan dosis kortikosteroid untuk 3-4 hari atau sampai stresnya teratasi.</li></ul>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-49779426311216682912010-05-19T06:28:00.001-07:002010-05-19T06:28:56.110-07:00Penggunaan Antibiotic yang tepat<h1>What are antibiotics?</h1> <p>Antibiotik (AB) adalah jenis obat kuat yang dapat menghentikan infeksi karena bakteri, yang menyebabkan timbulnya beberapa penyakit (certain illness NOT ALL ILLNESS). Tetapi AB lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya apabila tidak digunakan dengan benar. Kita dapat melindungi diri sendiri dan keluarga kita dari kerugian yang dapat ditimbulkan oleh AB dengan mengetahui kapan kita butuh AB dan kapan tidak perlu.</p> <h1>I. Sejarah dan Jenis AB</h1> <p>Ketika Perang Dunia ke1, banyak sekali tentara yang mati karena infeksi bakteri yang ringan.Hal ini mendorong para peneliti untuk menemukan obat yang dapat menghentikan infeksi bakteri. Lalu pada tahun 1929, AB ditemukan secara kebetulan oleh peneliti asal Skotlandia, bernama Alexander Fleming. Jenis AB yang pertama diproduksi adalah penicillin. Lalu diakhir tahun 1940-an, AB diproduksi secara masal dan banyak digunakan digunakan oleh tentara sekutu diperang dunia ke2. Sejak itu jutaan nyawa terselamatkan dari infeksi bakteri karena penggunaan AB, sehingga banyak yang menganggap AB adalah obat dewa.</p> <p>Jika ditinjau dari proses pembuatannya, AB dapat dibagi menjadi 3, yaitu:</p> <ol><li>AB yang merupakan produk alami.</li><li>AB semisintetik, yang merupakan produk alami tetapi dibuat beberapa perubahan agar lebih kuat sehingga memperluas jenis bakteri yang dapat dibunuh atau untuk mengurangi efek sampingnya.</li><li>ABfull sintetik.</li></ol> <p>Jika ditinjau dari penggunannya, secara umum AB dapat dibagi menjadi 2, yaitu:</p> <ol><li>Narrow spectrum, berguna untuk membunuh jenis2 bakteri secara spesifik. Mungkin kalau di militer bisa disamakan dengan sniper, menembak 1 target dengan tepat. AB yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan amoxycilin (augmentin, surpas, bactrim, septrim).</li><li>Broad spectrum, membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh, atau bisa disamakan dengan bom nuklir. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi AB jenis ini, karena more toxic dan juga membunuh jenis bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh kita. AB yang termasuk kategori ini adalah cephalosporin (cefspan, cefat, keflex, velosef, duricef, etc.).</li></ol> <h1>II.Bakteri dan Virus</h1> <p>Bakteri adalah mikro organisme yang hidup disekitar kita, didalam air minuman, makanan, tanah, tumbuhan, binatang dan didalam tubuh kita, terutama dibagian pencernaan kita. Kebanyakan bakteri tidak berbahaya bagi kita, bahkan ada beberapa yang berguna untuk mencerna makanan. Salah satu kandungan ASI adalah bakteri. Tetapi ada juga bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Beberapa manfaat bakteri diusus kita:</p> <ol><li>bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.</li><li>memproduksi vitamin B & K.</li><li>memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak.</li><li>merangsang gerak usus sehingga kita tidak mudah muntah (konstipasi).</li><li>menghambat berkembang biaknya bakteri jahat jadi secara tidak langsung mencegah tubuh kita dari terinfeksi bakteri jahat.</li></ol> <p>Bakteri berdasarkan sifat fisiknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gram positif (+) dan gram negatif (-). Infeksi dibagian atas diafragma (dada) umumnya disebabkan oleh bakteri gram (+) sedangkan infeksi dibagian bawah diafragma disebabkan oleh bakteri gram (-). Pada umumnya bakteri (+) lebih mudah dilawan.</p> <p>Virus juga adalah mikro organisme, namun lebih kecil daripada bakteri dan juga dapat menyebabkan infeksi didalam tubuh. Tetapi tidak seperti bakteri yang dapat hidup dimana-mana walaupun diluar tubuh kita, virus hanya dapat hidup dengan menggunakan sel tubuh kita. Sangat penting untuk diketahui bahwa virus tidak dapat dibunuh dengan AB. Virus hanya dapat dibunuh dengan sistem kekebalan tubuh kita sendiri dan demam merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh. Jadi, apabila kita mengalami demam, sebaiknya tidak diberi obat penurun panas apabila demamnya tidak terlalu tinggi, karena dengan demam, virus dapat dibunuh.</p> <h1>III.Kapan kita perlu Antibiotik dan kapan tidak perlu?</h1> <p>Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus:</p> <ol><li>Pilek; disebabkan oleh virus. Gejala sakit pilek biasanya hidung mampet, tenggorokan sakit, suka bersin2, batuk atau sakit kepala. Tidak perlu pemberian AB. Walaupun hidung mengeluarkan ingus berwarna hijau/ kuning, bukan berarti perlu AB.</li><li>Flu (influenza); gejalanya adalah demam, badan mengigil, pegal linu, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk kering. Tidak perlu AB.</li><li>Batuk; lebih sering disebabkan oleh infeksi virus dan kebanyakan batuk tidak memerlukan AB.</li><li>Bronchitis; gejalanya adalah batuk dan demam. Hampir selalu disebabkan oleh infeksi virus, tidak perlu pemberian AB. AB hanya diperlukan apabila anak terinfeksi bakteri, seperti pertussis (batuk rejan/batuk 100 hari) atau mycoplasma.</li><li>Pharyngitis; gejalanya adalah sakit tenggorokan. Disebabkan oleh virus dan sama sekali tidak perlu pemberian AB.</li><li>Sinusitis; umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Tidak perlu AB, kecuali sinus yang berkepanjangan, terus berlanjut selama 2 minggu atau lebih.</li></ol> <p>Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan perlu pemberian AB;</p> <ol><li>Infeksi saluran kemih;</li><li>Infeksi telinga; ada beberapa macam infeksi telinga yang memerlukan pemberian AB, tetapi tidak semuanya perlu AB.</li><li>Strep throat; yaitu radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus, dan kemungkinan terjadi hanya 15%. Untuk mengetahu apakah radang tenggorokan disebabkan oleh bakteri Streptococcus yaitu dengan usap tenggorokan, lalu dikultur.</li></ol> <h1>IV.Dampak Negatif Antibiotik</h1> <h2>§ Efek samping</h2> <p>Pemakaian AB, selain dapat menghentikan infeksi bakteri, juga memiliki efek samping yang merugikan si pengguna, seperti:</p> <ol><li>AAD (Antibiotic Associated Diarrhea) atau disebut juga diare akibat antibiotic. Selain itu juga menyebabkan gangguan pencernaan perut lainnya seperti mual, muntah atau mulas. Gejala ini merupakan efek samping yang paling sering terjadi akibat penggunaan AB dan juga menimbulkan gejala lainnya, yaitu dehidrasi.</li></ol> <p>Apabila pemakaian ABnya berlebihan dan tidak pada tempatnya dapat mengganggu keseimbangan bakteri didalam pencernaan, karena AB membunuh bakteri yang bermanfaat bagi pencernaan, sehingga memberi kesempatan bagi bakteri jahat untuk berkembang biak. Sehingga tempat yang tadinya dihuni oleh bakteri baik digantikan oleh bakteri jahat. Kondisi ini juga disebut sebagai SUPERINFECTION.</p> <ol><li>Demam (drug fever). AB yang dapat menimbulkan demam bactrim, septrim, sefalosporin & eritromisin.</li><li>Gangguan darah. Beberapa AB dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.</li><li>Kelainan hati. AB yang paling sering menimbulkan efek ini adalah obat TB seperti INH, rifampisin dan PZA (pirazinamid).</li><li>Gangguan fungsi ginjal. Golongan AB yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside (garamycine, gentamycin intravena), Imipenem/Meropenem dan golongan Ciprofloxacin. Bagi penderita penyakit ginjal, harus hati2 mengkonsumsi AB.</li><li>Pada wanita, ada beberapa jenis AB yang dapat menyebabkan pil KB menjadi kurang efektif. Jadi sebaiknya menggunakan metode KB lainnya selama menggunakan AB. Selain itu, AB juga dapat mencapai fetus dan menimbulkan efek samping. Karena itu, sangat penting untuk memberitahu dokter anda apabila anda sedang hamil atau menyusui.</li></ol> <h2>§ Reaksi Alergi</h2> <p>Mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan yang berat seperti pembengkakan bibir/kelopak mata dan gangguan nafas. Apabila anda memiliki alergi terhadap AB dimasa lalu, beritahu dokter anda.</p> <h2>§ Antibiotic Resistance</h2> <p>Dari semua dampak negatif yang ditimbulkan, AB resistance merupakan perhatian utama diseluruh dunia. Karena AB resistance tidak hanya merugikan si pengguna, tetapi juga berdampak luas terhadap lingkungan sekitar. Dan yang paling berbahaya apabila AB menjadi kehilangan kemampuannya untuk menghentikan infeksi bakteri (become impotent).</p> <p>Contohnya, apabila ada seseorang (si A) menggunakan AB (jenis X) untuk mengobati penyakit karena infeksi virus, selain sia-sia, cepat atau lambat hal ini akan menciptakan bakteri yang tahan terhadap AB jenis X (SUPERBUGS). Lalu bakteri ini menyebar ke sekitar dan menjangkiti si B, maka yang terjadi kemudian adalah bakteri ini sudah tidak mempan oleh AB jenis X, walaupun si B belum pernah memakai AB sama sekali. Sehingga untuk mengobatinya, harus menggunakan AB jenis yang lebih kuat (jenis Y). Hal ini dapat terus berlanjut dan berulang-ulang,sehingga tercipta suatu bakteri yang kebal terhadap semua jenis AB yang ada, yang terkuat sekalipun. Lalu apa yang akan terjadi?? Tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang tercipta kondisi dimana sudah tidak ada lagi jenis AB yang dapat menghentikan infeksi bakteri, bahkan yang paling ringan sekalipun. Apabila hal ini terjadi, maka manusia akan dihadapi kondisi seperti era dimana AB belum ditemukan, yaitu tak ada pencegahan terhadap infeksi bakteri sehingga angka kematian akan melonjak naik dengan drastis.</p> <p>Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), bisa dibilang hampir semua infeksi bakteri kelas berat menjadi kebal terhadap berbagai jenis AB. CDC memperkirakan sekitar hampir 2 juta orang setiap tahunnya di US terkena infeksi ketika berada di rumah sakit yang menyebabkan 90,000 kematian. Lebih dari 70% bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut sudah kebal, setidaknya terhadap 1 jenis AB, yang biasanya digunakan untuk mengobatinya.</p> <p>AB resistance sebenarnya bukanlah fenomena baru, melainkan sudah terjadi pertama kali tidak lama setelah AB pertama (penicillin) digunaan secara luas pada akhir tahun 1940-an. Jenis bakteri resistance ini adalah Staphylococcus aureus (S. aureus). Bakteri ini menyebabkan berbagai macam infeksi, mulai dari infeksi saluran kemih sampai dengan pneumonia. Bahkan methicillin, yang merupakan salah satu jenis AB yang paling kuat yang ada sudah tidak dapat lagi menghentikan keturunan dari bakteri S. aureus. Vancomycin, jenis AB yang paling kuat untuk menghentikan bakteri jenis ini juga mulai dikhawatirkan kehilangan keampuhannya.</p> <p>“AB resistance means more visits to the doctor, a lengthier illness and possibly more toxic drugs”.</p> <h1>Bagaimana AB resistance timbul?</h1> <ol><li>Alami; ada beberapa jenis bakteri yang kebal, bahkan jauh sebelum AB ditemukan. Pernah ada penelitian terhadap bakteri yang ditemukan di artic glacier, diperkirakan berusia 2,000 tahun, ternyata beberapa bakteri yang ditemukan tersebut kebal atas beberapa jenis AB.</li><li>Mutasi; mutasi adalah adanya perubahan genetik atau DNA, sehingga bakteri dapat melawan AB.</li><li>Transfer genetik; suatu jenis bakteri juga dapat menjadi kebal terhadap AB dengan cara bertukar genetik dengan bakteri lainnya yang sudah resistant, atau dapat disebut “bacterial sex”. Ini merupakan cara yang memungkinkan bakteri untuk transfer genetic material, sehingga melahirkan jenis bakteri baru yang resistant. Apalagi bila terjadi “bacterial sex” antara dua jenis bakteri yang masing-masing sudah resistant terhadapa jenis AB yang berbeda, sehingga akan tercipta bakteri yang resistant terhadap beberapa macam jenis AB sekaligus.</li></ol> <p>“The bacteria don’t care what other bacteria they’re giving their genes to”.</p> <p>Menurut CDC, di US setiap tahunnya terdapat 10 juta resep AB untuk mengobati infeksi virus, dimana hal ini tidak memberikan manfaat, seperti kita semua ketahui. Beberapa alasan mengapa hal ini dapat terjadi:</p> <ol><li>Diagnostic uncertainty.</li><li>Time pressure.</li><li>Patient Demand.</li></ol> <p>People don’t want to miss work or they have a sick child who kept the family up all night and they’re willing to try anything that might work”. It’s easier for the physician to give AB than to explain why it might be better not to use it.</p> <p>Selain masalah AB resistance diatas, yang menjadi perhatian para ahli kesehatan adalah meningkatnya penggunaan bahan anti bakteri atau desinfektan pada produk-produk sabun, detergent, lotion dan household items lainnya. Padahal menurut Stuart Levy, president of the Alliance for the Prudent Use of Antibiotics (Persekutuan untuk Penggunaan Antibiotik Dengan Bijaksana), selama ini belum ada bukti bahwa penggunaan desinfektant memberikan manfaat yang nyata kepada kesehatan masyarakat, karena pada umumnya bakteri dirumah tidak berbahaya atau temasuk bakteri baik. Cukup menggunakan sabun dan air yang bagus. Sebaiknya penggunaan desinfektant hanya dibatasi di rumah sakit atau ketika di rumah ada orang sakit yang kekebalan tubuhnya rendah (pasca transplantasi, anak penyakit kronis yang memperoleh steroid dan lain-lain).</p> <h1>V.Bagaimana Kita Membantu?</h1> <p>Tips untuk menghindari pemakaian AB yang berlebihan atau tidak pada tempatnya:</p> <ol><li>Jangan minta atau gunakan AB untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Mari rubah mind set kita ketika mengunjungi dokter, dengan bertanya “Apa penyebab penyakitnya dok?” bukan “Apa obatnya dok?!”. Untuk menghindari Patient Demand.</li><li>Apabila memang perlu menggunakan AB, mulailah dengan menggunakan jenis AB yang ringan atau narrow spectrum.</li><li>Hindari pemakaian lebih dari 1 jenis AB, kecuali untuk TBC atau infeksi berat dirumah sakit.</li><li>Habiskan semua AB yang diresepkan, walaupun anda sudah merasa baikan. Apabila tidak dihabiskan, AB mungkin belum membunuh semua infeksi bakteri yang ada, sehingga memberi kesempatan bakteri yang tersisa untuk menjadi resistant.</li><li>Jangan pernah sharing AB, maksudnya adalah jangan mengkonsumsi AB orang lain atau sebaliknya, walaupun gejala penyakitnya sama.</li></ol> <p>Semakin sering dan semakin lama kita makan antibiotik, semakin besar risiko terbentuknya superbugs dan semakin meningkat pula risiko superinfection.</p> <p>SEMAKIN SERING MENGKONSUMSI ANTIBIOTIK, SEMAKIN SERING KITA SAKIT.</p> <p>Selain tips diatas, ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya anda ajukan ketika dokter anda meresepkan AB, yaitu:</p> <ol><li>Mengapa saya perlu AB?</li><li>Apa yang dilakukan AB?</li><li>Apa efek sampingnya?</li><li>Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping?</li><li>Apakah AB harus diminum pada waktu tertentu, misalnya sebelum atau sesudah makan?</li><li>Bagaimana bila AB ini dimakan bersamaan dengan obat yang lain?</li><li>Beritahu pula bila anda mempunyai alergi terhadap suatu obat atau makanan, dll. Sehingga dokter dapat memikirkan metode pengobatan yang terbaik bagi anda.</li></ol>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-24250015790002429212010-05-19T06:20:00.000-07:002010-05-19T06:21:49.916-07:00Dampak Penggunaan Antibiotic yang IrasionalPenggunaan atau pemberian antibiotik sebenarnya tidak membuat kondisi tubuh semakin baik, justru merusak sistem kekebalan tubuh karena imunitas anak bisa menurun akibat pemakaiannya. Alhasil, beberapa waktu kemudian anak mudah jatuh sakit kembali. <p>Jika pemberian antibiotik dilakukan berulang-ulang, ujung-ujungnya anak jadi mudah sakit dan harus bolak-balik ke dokter gara-gara penggunaan antibiotik yang tak rasional.</p> <p>“Kenyataannya, kita ‘boros’ dalam menggunakan antibiotik sehingga bisa menimbulkan dampak buruk antara lain sakit berkepanjangan, biaya yang lebih tinggi, penggunaan obat yang lebih toksik, dan waktu sakit yang lebih lama,” sesal dr Purnamawati S Pujiarto, SpA (K), MMPed, yang akrab disapa Wati ini.</p> <p>Selain itu, ada beragam efek yang mengancam bila anak mengonsumsi antibiotik secara irasional, di antaranya kerusakan gigi, demam, diare, muntah, mual, mulas, ruam kulit, gangguan saluran cerna, pembengkakan bibir maupun kelopak mata, hingga gangguan napas. Bahkan, berbagai penelitian menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini berisiko menimbulkan alergi di kemudian hari.</p> <p>Dampak lain akibat pemberian antibiotik irasional adalah gangguan darah di mana salah satu antibiotik seperti kloramfenikol dapat menekan sumsum tulang sehingga produksi sel-sel darah menurun. Risiko kelainan hati muncul pada pemakaian antibiotik eritromisin,<em> flucloxacillin, nitrofurantoin, trimetoprim</em>, dan sulfonamid.</p> <p>Golongan<em> amoxycillin</em> dan kelompok makrolod dapat menimbulkan <em>allergic hepatitis </em>(peradangan hati). Sementara antibiotik golongan <em>aminoglycoside, imipenem/meropenem, ciprofloxacin</em> juga dapat menyebabkan gangguan ginjal.</p> <p>Selain itu, pemberian antibiotik spektrum luas tanpa indikasi yang tepat dapat mengganggu perkembangan flora normal usus karena dapat mematikan bakteri gram positif, bakteri gram negatif, kuman anaerob, serta jamur yang digunakan pada proses pencernaan dan penyerapan makanan dalam tubuh. Bakteri yang ada di dalam tubuh umumnya menguntungkan, seperti bakteri pada usus yang membantu proses pencernaan serta pembentukan vitamin B dan K.</p> <p>Nah, anak yang kelebihan antibiotik bisa mengalami kekurangan vitamin K yang berguna mencegah perdarahan. Selain itu, juga akan menyebabkan anak menderita penyakit diare karena sistem pencernaan terganggu dan mengalami iritasi di bagian usus akibat zat-zat kimia dari antibiotik.</p> <p>Diare disebabkan terbunuhnya kuman yang diperlukan untuk pencernaan dan menjaga ketahanan usus sehingga bakteri “jahat” menguasai tempat tersebut dan merusak proses pencernaan.</p> <p>Akibat lain dari pemberian antibiotik yang tidak tepat adalah timbulnya kuman yang resisten. Setiap makhluk memiliki kemampuan untuk bertahan, begitu pun bakteri atau kuman. Jika jasad renik ini diserang terus-menerus, akan tercipta suatu sistem untuk bertahan dengan cara bermutasi atau berubah bentuk sehingga sulit dibunuh oleh antibiotik. “Jadi, semakin sering mengonsumsi antibiotik, makin resisten pula bakteri, parasit, atau jamur tersebut!” tandas Wati.</p> <p>Bibit penyakit yang resisten itu dikenal dengan nama<em> superbugs. Superbugs</em> ini dapat menjadi masalah serius bagi kesehatan, baik bagi si penderita maupun masyarakat luas. Bila ada anggota masyarakat di suatu lingkungan mengonsumsi antibiotik secara berlebihan (tidak rasional), lingkungan tersebut potensial terinfeksi oleh kuman yang sudah resisten antibiotik.</p> <p>Infeksi akibat <em>superbugs</em> ini memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat. Pasien harus dirawat di rumah sakit karena antibiotiknya harus diberikan melalui cairan infus. Antibiotik ini berisiko menimbulkan efek samping kesehatan yang lebih berat. Selain itu, dalam waktu cepat, bakterinya akan kebal kembali terhadap antibiotik yang superkuat tadi.</p> <p>Itulah sederet akibat buruk dari penggunaan antibiotik secara berlebihan (irasional). “Yang akan dirugikan tentu bukan hanya pasien, tapi juga lingkungan sekitarnya,” kata Wati. Lantaran itu, pasien diharapkan tidak selalu meminta dokter memberikan antibiotik terutama untuk penyakit infeksi virus seperti flu, pilek, atau batuk.</p> Memang, antibiotik mampu memerangi infeksi akibat bakteri atau kuman sehingga tak lepas perannya dalam proses penyembuhan. Akan tetapi, penggunaan yang irasional menyebabkan antibiotik lebih banyak merugikannya ketimbang menguntungkan.Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-45108170946642433832010-05-19T05:50:00.001-07:002010-05-19T05:51:36.028-07:00INDEKS KEAMANAN OBAT PADA KEHAMILAN<p align="left"><strong></strong>Hingga kini kita di Indonesia masih menggunakan kriteria keamanan obat bagi ibu hamil yang dilansir oleh <strong>FDA</strong> (Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan obat pada ibu hamil.</p> <p align="left">Pada posting ini penulis hanya menampilkan garis-garis besar batasan keamanan obat bagi ibu hamil yang tersusun dalam <strong>5 kategori</strong> (kategori A, B, C, D dan X) beserta contoh-contohnya agar diketahui khalayak dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat.</p> <p align="left">Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap sistem reproduksi, efek samping dan manfaat yag diharapkan.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori A</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori B</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori C</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategoti D</span></strong>: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori X</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.</p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI A</strong> (nama generik): Ascorbic acid (vitamin C) *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Doxylamine, Ergocalciferol *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Folic acid *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari</span>*, Hydroxocobalamine *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Liothyronine, Nystatin vaginal sup *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika digunakan per oral dan topikal</span>*, Pantothenic acid *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Thiamine (vitamin B1) *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Vitamin E *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*.</p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI B</strong> (nama generik): Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan</span>*, Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*, Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*, Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*, Chlorpenamine, Chlortalidone *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan</span>*, Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, …. dll ….. dll … buanyak <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /></p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI C</strong> (nama generik): Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline, Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine, Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine, Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate, Mefenamic acid, Methyl prednisolone, …dll …dll … <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_lol.gif" alt=":lol:" class="wp-smiley" /></p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI D</strong> (nama generik): Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide, Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole… dll … dll.</p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI X</strong> (nama generik): Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin, Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin, Iodinated glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel, Lovastatin, Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol, Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol, Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel, Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene, Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam, tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.</p> <p align="left">Ooopsss … banyak banget, mana namanya rumit pula. … hehehe, maaf <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" alt=";)" class="wp-smiley" /></p> <p align="left">Obat-obat kategori A (yang paling aman pada kehamilan) dan obat kategori X (kontra indikasi pada kehamilan) sengaja ditulis lengkap agar dapat diketahui oleh khalayak. *padahal alasan sebenarnya karena itemnya ga banyak* <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_lol.gif" alt=":lol:" class="wp-smiley" /> …sedangkan obat kategori B, C dan D hanya ditulis sebagian kecil saja karena saking banyaknya item dan jenisnya.</p> <blockquote>Pada umumnya para <strong>ibu hamil</strong> akan memberitahu dokter saat berobat bahwa dirinya hamil sekian bulan. Demikian pula jika berobat saat menyusui (ASI bayinya. Informasi tersebut diberikan si ibu dengan harapan dokter akan memberikan obat yang aman bagi janin yang dikandungnya. Itupun tak jarang si ibu masih mananyakan kepada dokter apakah obat yang dgunakan benar-benar aman. Hal ini sangat wajar dan kita patut menghargainya.<span id="more-4364"></span> <p align="left">Di sisi lain, ketika seorang ibu hamil sakit adakalanya enggan ke dokter lantaran takut menggunakan obat. Alhasil keluhannya makin bertambah dan akhirnya datang juga ke dokter untuk berobat.</p> <p><span id="more-423"></span></p> <p align="left">Seorang dokter tentu sangat paham bahwa saat memberikan(meresepkan) obat bagi wanita hamil akan dipilihkan obat yang aman, baik dalam hal <strong><span style="text-decoration: underline;">jenis</span></strong> obat (berdasarkan indeks keamanan obat), <strong><span style="text-decoration: underline;">dosis</span></strong> maupun <strong><span style="text-decoration: underline;">lama</span></strong>nya penggunaan. Selain itu akan dipertimbangkan pula aspek-aspek lain berdasarkan penyakitnya, misalnya: resiko penularan kepada anggota keluarga lain, dan pertimbangan lain terkait kondisi janin maupun si ibu sendiri.</p> <p align="left">Pun manakala seorang dokter dihadapkan pada 2 pilihan sulit yang menyangkut life saving, aspek manfaat akan dikedepankan dibanding resiko yang bakal dihadapi baik bagi janin maupun ibunya.</p> <p align="left">Sebagai contoh, seorang ibu hamil yang kebetulan menderita asma, justru seyogyanya segera berobat agar tidak mengalami sesak berkepanjangan yang justru tidak baik bagi janin karena beresiko terjadinya hipoksia (kekurangan oksigen) yang akan mempengaruhi pasokan oksigen bagi janin.</p> <p align="left"><strong>INDEKS KEAMANAN OBAT PADA KEHAMILAN</strong></p> <p align="left">Hingga kini kita di Indonesia masih menggunakan kriteria keamanan obat bagi ibu hamil yang dilansir oleh <strong>FDA</strong> (Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan obat pada ibu hamil.</p> <p align="left">Pada posting ini penulis hanya menampilkan garis-garis besar batasan keamanan obat bagi ibu hamil yang tersusun dalam <strong>5 kategori</strong> (kategori A, B, C, D dan X) beserta contoh-contohnya agar diketahui khalayak dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat.</p> <p align="left">Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap sistem reproduksi, efek samping dan manfaat yag diharapkan.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori A</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori B</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori C</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategoti D</span></strong>: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.</p> <p align="left"><strong><span style="text-decoration: underline;">Obat Kategori X</span></strong>: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.</p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI A</strong> (nama generik): Ascorbic acid (vitamin C) *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Doxylamine, Ergocalciferol *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Folic acid *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari</span>*, Hydroxocobalamine *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Liothyronine, Nystatin vaginal sup *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika digunakan per oral dan topikal</span>*, Pantothenic acid *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Thiamine (vitamin B1) *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA</span>*, Vitamin E *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA</span>*.</p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI B</strong> (nama generik): Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan</span>*, Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*, Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*, Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*, Chlorpenamine, Chlortalidone *<span style="color: rgb(0, 128, 0);">masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan</span>*, Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, …. dll ….. dll … buanyak <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif" alt=":P" class="wp-smiley" /></p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI C</strong> (nama generik): Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline, Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine, Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine, Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate, Mefenamic acid, Methyl prednisolone, …dll …dll … <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_lol.gif" alt=":lol:" class="wp-smiley" /></p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI D</strong> (nama generik): Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide, Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole… dll … dll.</p> <p align="left"><strong>CONTOH OBAT KATEGORI X</strong> (nama generik): Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin, Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin, Iodinated glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel, Lovastatin, Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol, Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol, Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel, Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene, Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam, tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.</p> <p align="left">Ooopsss … banyak banget, mana namanya rumit pula. … hehehe, maaf <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" alt=";)" class="wp-smiley" /></p> <p align="left">Obat-obat kategori A (yang paling aman pada kehamilan) dan obat kategori X (kontra indikasi pada kehamilan) sengaja ditulis lengkap agar dapat diketahui oleh khalayak. *padahal alasan sebenarnya karena itemnya ga banyak* <img src="http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_lol.gif" alt=":lol:" class="wp-smiley" /> …sedangkan obat kategori B, C dan D hanya ditulis sebagian kecil saja karena saking banyaknya item dan jenisnya.</p> <blockquote> <p align="left"><strong>PESAN-PESAN:</strong></p> <p align="left">Bagi khalayak, penggunaan obat menyangkut jenis, dosis dan lamanya pemakaian seyogyanya atas petunjuk dokter.</p> <p align="left">Tawaran obat (dengan jargon apapun) disertai klaim-klaim aduhai (seolah paling aman dan paling ampuh) tanpa diketahui dengan jelas kandungan yang ada di dalamnya, patut diwaspadai, … apalagi jika tidak mencantumkan efek samping, peringatan hati-hati pada kondisi tertentu dan kontra-indikasi.</p> <p align="left">Obat hanya akan bermanfaat jika digunakan dengan tepat sesuai indikasi, dosis dan lamanya pengobatan berlandaskan pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan.</p> </blockquote></blockquote><br />Pada tahun 1979, FDA memperkenalkan klasifikasi obat berdasarkan keamanannya terhadap kehamilan dalam 5 golongan, yaitu A-B-C-D dan X. Golongan obat X ini sama sekali tidak boleh diberikan pada ibu hamil, karena efek teratogenik pada manusia yang telah terbukti dari berbagai penelitian dan karena dampak negatifnya terhadap kehamilan jelas-jelas melebihi manfaat yang mungkin diberikannya. Di Australia obat ini juga dikenal sebagai golongan X, namun tidak halnya di Jerman. Di Jerman obat teratogenik dibagi atas empat grade, yaitu <em>grade</em> 7, 8, 9, dan 10.<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td width="118">Alprostadil</td> <td width="118">Estradiol</td> <td width="118">Gonadotropin menopausal (hMG)</td> <td width="118">Metotreksat</td> <td width="118">Raloksifen</td> </tr> <tr> <td width="118">Asam kenodeoksikolat</td> <td width="118">Estriol suksinat</td> <td width="118">Isotretinoin</td> <td width="118">Metiltestosteron</td> <td width="118">Ribavirin</td> </tr> <tr> <td width="118">Atorvastatin</td> <td width="118">Etinilestradiol</td> <td width="118">Klomifen</td> <td width="118">Misoprostol</td> <td width="118">Rosuvastatin</td> </tr> <tr> <td width="118">Cerivastatin</td> <td width="118">Finasterid</td> <td width="118">Koumarin</td> <td width="118">Natrium iodida</td> <td width="118">Simvastatin</td> </tr> <tr> <td width="118">Danazol</td> <td width="118">Fluorescein parenteral</td> <td width="118">Kuinin</td> <td width="118">Nikotin</td> <td width="118">Stanozolol</td> </tr> <tr> <td width="118">Desogestrel</td> <td width="118">Fluorourasil</td> <td width="118">Leflunomid</td> <td width="118">Noretisteron</td> <td width="118">Talidomid</td> </tr> <tr> <td width="118">Dietilstilbestrol</td> <td width="118">Fluoksimesteron</td> <td width="118">Levonorgestrel</td> <td width="118">Noretinodrel</td> <td width="118">Testosteron</td> </tr> <tr> <td width="118">Ergometrin</td> <td width="118">Flurazepam</td> <td width="118">Lovastatin</td> <td width="118">Norgestrel</td> <td width="118">Triazolam</td> </tr> <tr> <td width="118">Ergotamin</td> <td width="118">Fluvastatin</td> <td width="118">Medroksiprogesteron</td> <td width="118">Oksitosin</td> <td width="118">Warfarin</td> </tr> <tr> <td width="118">Estazolam</td> <td width="118">Gonadotropin korionik (hCG)</td> <td width="118">Mestranol</td> <td width="118">Pravastatin</td> <td width="118"><br /></td></tr></tbody></table> <span class="post-author vcard"> </span>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-34100695314585450792010-05-15T07:13:00.000-07:002010-05-15T07:15:04.181-07:00Chikungunya<p><strong class="selflink">Chikungunya</strong> berasal dari bahasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swahili" title="Swahili">Swahili</a> berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (<i>that which contorts or bends up</i>), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthralgia&action=edit&redlink=1" class="new" title="Arthralgia (halaman belum tersedia)">arthralgia</a>). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laboratorium_Kanada&action=edit&redlink=1" class="new" title="Laboratorium Kanada (halaman belum tersedia)">Laboratorium Kanada</a>, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah" title="Demam berdarah">demam berdarah</a> yang merebak di sejumlah wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, masyarakat direpotkan pula dengan kasus <strong class="selflink">Chikungunya</strong>. Gejala penyakit ini termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam" title="Demam">demam</a> mendadak yang mencapai 39 derajat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Celsius" title="Celsius">C</a>, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ruam&action=edit&redlink=1" class="new" title="Ruam (halaman belum tersedia)">ruam</a> (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Conjunctival_injection&action=edit&redlink=1" class="new" title="Conjunctival injection (halaman belum tersedia)">conjunctival injection</a></i> dan sedikit <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fotofobia&action=edit&redlink=1" class="new" title="Fotofobia (halaman belum tersedia)">fotofobia</a>.</p> <p>Ujian <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serologi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Serologi (halaman belum tersedia)">serologi</a> untuk Chikungunya tersedia di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Malaya" title="Universitas Malaya">Universitas Malaya</a> di Kuala Lumpur, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>.</p> <p>Tidak terdapat sebarang rawatan khusus bagai Chikungunya. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Penyebab_Chikungunya">Penyebab Chikungunya</span></h2> <p>Penyebab penyakit ini adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a>, yaitu Alpha<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> dan ditularkan lewat nyamuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a>. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah" title="Demam berdarah">demam berdarah</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dengue&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dengue (halaman belum tersedia)">dengue</a>. Meski masih "bersaudara" dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah" title="Demam berdarah">demam berdarah</a>, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit <strong class="selflink">Chikungunya</strong> disebarkan oleh nyamuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a>. Apakah penyakit ini juga disebabkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dengue&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dengue (halaman belum tersedia)">dengue</a>? Lalu, apa bedanya dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DBD&action=edit&redlink=1" class="new" title="DBD (halaman belum tersedia)">DBD</a> dan bagaimana membedakannya? Penyakit <strong class="selflink">Chikungunya</strong> disebabkan oleh sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> yang disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> <strong class="selflink">Chikungunya</strong>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> <strong class="selflink">Chikungunya</strong> ini masuk keluarga <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Togaviridae&action=edit&redlink=1" class="new" title="Togaviridae (halaman belum tersedia)">Togaviridae</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Genus_alpha&action=edit&redlink=1" class="new" title="Genus alpha (halaman belum tersedia)">genus alpha</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a>. Sejarah <strong class="selflink">Chikungunya</strong> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> Penyakit ini berasal dari daratan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a> dan mulai ditemukan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> tahun 1973.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Chikungunya_di_Indonesia"><strong class="selflink">Chikungunya</strong> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a></span></h2> <p>Penyakit ini pertama sekali dicatat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Tanzania">Tanzania</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1952" title="1952">1952</a>, kemudian di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Uganda">Uganda</a> tahun 1963. Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kejadian_Luar_Biasa" title="Kejadian Luar Biasa">kejadian luar biasa (KLB)</a> Chikungunya dilaporkan pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1982" title="1982">1982</a>, Demam <strong class="selflink">Chikungunya</strong> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> dilaporkan pertama kali di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samarinda" title="Samarinda" class="mw-redirect">Samarinda</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1973" title="1973">1973</a><sup id="cite_ref-0" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chikungunya#cite_note-0">[1]</a></sup>, kemudian berjangkit di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuala_Tungkal" title="Kuala Tungkal" class="mw-redirect">Kuala Tungkal</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Martapura" title="Martapura">Martapura</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ternate" title="Ternate">Ternate</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakarta" title="Yogyakarta" class="mw-redirect">Yogyakarta</a> (1983), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muara_Enim" title="Muara Enim" class="mw-redirect">Muara Enim</a> (1999), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh" title="Aceh">Aceh</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bogor" title="Bogor" class="mw-redirect">Bogor</a> (2001). Sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wabah" title="Wabah">wabah</a> Chikungunya ditemukan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Port_Klang" title="Port Klang" class="mw-redirect">Port Klang</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1999" title="1999">1999</a>, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam <strong class="selflink">Chikungunya</strong> terjadi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muara_Enim" title="Muara Enim" class="mw-redirect">Muara Enim</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Selatan" title="Sumatera Selatan">Sumatera Selatan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh" title="Aceh">Aceh</a>. Disusul <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bogor" title="Bogor" class="mw-redirect">Bogor</a> bulan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oktober" title="Oktober">Oktober</a>. Setahun kemudian, demam <strong class="selflink">Chikungunya</strong> berjangkit lagi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bekasi" title="Bekasi" class="mw-redirect">Bekasi</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purworejo" title="Purworejo" class="mw-redirect">Purworejo</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Klaten" title="Klaten" class="mw-redirect">Klaten</a> (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus <strong class="selflink">Chikungunya</strong> mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Gejala_penderita_Chikungunya">Gejala penderita <strong class="selflink">Chikungunya</strong></span></h2> <p>Gejala utama terkena penyakit <strong class="selflink">Chikungunya</strong> adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulangtulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Flu_tulang&action=edit&redlink=1" class="new" title="Flu tulang (halaman belum tersedia)">flu tulang</a>. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dengue&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dengue (halaman belum tersedia)">dengue</a> dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> yang ditularkan oleh nyamuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a> ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah" title="Demam berdarah">demam berdarah</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dengue&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dengue (halaman belum tersedia)">dengue</a>, pada <strong class="selflink">Chikungunya</strong> tidak ada perdarahan hebat, renjatan (<i>shock</i>) maupun kematian.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Chikungunya_tidak_menyebabkan_kematian_dan_kelumpuhan"><strong class="selflink">Chikungunya</strong> tidak menyebabkan kematian dan kelumpuhan</span></h2> <p>Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Tidak Menyebabkan Kematian atau Kelumpuhan ! Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam <strong class="selflink">Chikungunya</strong> atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Flu_tulang&action=edit&redlink=1" class="new" title="Flu tulang (halaman belum tersedia)">flu tulang</a> atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Memang, sewaktu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti terjadi kelumpuhan. Melainkan lebih dari sekedar keengganan si penderita melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian. Masa inkubasi dari demam <strong class="selflink">Chikungunya</strong> dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk <strong class="selflink">Chikungunya</strong>. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. Jadi, jangan panic dulu apabila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Serta ngilu pada persendian itu tidaklah menyebabkan kelumpuhan. Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter" title="Dokter">Dokter</a> biasanya hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan demam atau golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin" title="Vitamin">vitamin</a> untuk penguat daya tahan tubuh. Sebagian orang mengatakan penyakit ini bisa diatasi dengan mengonsumsi jus buah segar, benarkah? Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat" title="Karbohidrat">karbohidrat</a> dan terutama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" title="Protein">protein</a> serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin" title="Vitamin">vitamin</a> peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini. Selain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin" title="Vitamin">vitamin</a>, makanan yang mengandung cukup banyak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" title="Protein">protein</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat" title="Karbohidrat">karbohidrat</a> juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam. Bagaimana cara menghindari penyakit ini?</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Cara_menghindari_Chikungunya">Cara menghindari <strong class="selflink">Chikungunya</strong></span></h2> <p>Cara menghindari penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk pembawa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virusnya</a>. Ternyata nyamuk ini punya kebiasaan unik. Pertama, Mereka senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Kedua, Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Ketiga, nyamuk ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a> maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah" title="Demam berdarah">demam berdarah</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dengue&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dengue (halaman belum tersedia)">dengue</a>. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Malation&action=edit&redlink=1" class="new" title="Malation (halaman belum tersedia)">malation</a>, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Malation&action=edit&redlink=1" class="new" title="Malation (halaman belum tersedia)">malation</a> dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a> tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.</p> <p>Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Bisakah seseorang terserang penyakit ini berkali-kali? Kabar baiknya, penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Sebabnya, pada tubuh penderita akan membentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi" title="Antibodi">antibodi</a> yang akan membuat mereka kebal terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wabah" title="Wabah">wabah</a> penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.</p>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-15794031793647607802010-05-15T07:06:00.000-07:002010-05-15T07:08:39.932-07:00Demam Berdarah<p><b>Demam berdarah</b> (DB) atau <b>demam berdarah dengue</b> (DBD) adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit" title="Penyakit">penyakit</a> demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria" title="Malaria">malaria</a>. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Flavivirus" title="Flavivirus">Flavivirus</a></i>, famili <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Flaviviridae" title="Flaviviridae">Flaviviridae</a>. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wabah" title="Wabah">wabah</a> yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk" title="Nyamuk">nyamuk</a> <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti" title="Aedes aegypti">Aedes aegypti</a></i>.</p><script type="text/javascript">//<![CDATA[ if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "tampilkan"; var tocHideText = "sembunyikan"; showTocToggle(); } //]]> </script> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Tanda_dan_gejala">Tanda dan gejala</span></h2> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 192px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dengue.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b0/Dengue.jpg/190px-Dengue.jpg" class="thumbimage" width="190" height="242" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dengue.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> Virus Dengue</div> </div> </div> <p>Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam" title="Demam">demam</a> secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mialgia" title="Mialgia">mialgia</a>), sakit pada otot (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Artralgia&action=edit&redlink=1" class="new" title="Artralgia (halaman belum tersedia)">artralgia</a>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ruam&action=edit&redlink=1" class="new" title="Ruam (halaman belum tersedia)">ruam</a>; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diare" title="Diare">diare</a>, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.</p> <p>Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Platelet" title="Platelet" class="mw-redirect">platelet</a> akan jatuh hingga pasien dianggap <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Afebril&action=edit&redlink=1" class="new" title="Afebril (halaman belum tersedia)">afebril</a>.</p> <p>Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :</p> <ul><li>Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.</li></ul> <ul><li>Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.</li></ul> <ul><li>Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hidung_berdarah" title="Hidung berdarah">epistaksis/mimisan</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mulut" title="Mulut">mulut</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dubur" title="Dubur" class="mw-redirect">dubur</a>, dsb.</li></ul> <ul><li>Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kematian" title="Kematian">kematian</a>.</li></ul> <p>Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.</p> <p>Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trombositopenia" title="Trombositopenia">trombositopenia</a> dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom <i>shock dengue</i> yang mempunyai tingkat kematian tinggi.</p> <h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Diagnosis">Diagnosis</span></h2> <p>Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trombositopenia" title="Trombositopenia">trombositopenia</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leukopenia&action=edit&redlink=1" class="new" title="Leukopenia (halaman belum tersedia)">leukopenia</a> relatif.</p> <p><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serologi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Serologi (halaman belum tersedia)">Serologi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_Berantai_Polimerase" title="Reaksi Berantai Polimerase" class="mw-redirect">reaksi berantai polimerase</a> tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.</p> <p>Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pencegahan">Pencegahan</span></h2> <p>Tidak ada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin" title="Vaksin">vaksin</a> yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.</p> <p>Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk" title="Nyamuk">nyamuk</a> demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah <i>Aedes Aegypti</i>.</p> <p>Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:</p> <ol><li>Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga" title="Olahraga">olahraga</a>, dan istirahat yang cukup;</li><li>Memasuki masa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pancaroba" title="Pancaroba">pancaroba</a>, perhatikan kebersihan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan" title="Lingkungan">lingkungan</a> tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;</li><li>Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abate&action=edit&redlink=1" class="new" title="Abate (halaman belum tersedia)">abate</a> akan mematikan jentik pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a>. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;</li><li>Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam" title="Demam">demam</a> atau panas tinggi;</li><li>Jika terlihat tanda-tanda <i>syok</i>, segera bawa penderita ke rumah sakit.</li></ol> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pengobatan">Pengobatan</span></h2> <p>Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cairan_intravena&action=edit&redlink=1" class="new" title="Cairan intravena (halaman belum tersedia)">cairan intravena</a> mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.</p> <p>Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambu_biji" title="Jambu biji">jambu biji</a> bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambu_biji" title="Jambu biji">jambu biji</a> kenyataannya dapat mengembalikan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cairan_intravena&action=edit&redlink=1" class="new" title="Cairan intravena (halaman belum tersedia)">cairan intravena</a>. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.<span class="editsection"><span style="font-weight: bold;"><br /></span></span></p><p><span class="editsection"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="mw-headline" id="Epidemiologi">Epidemiologi</span></p> <p><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wabah" title="Wabah">Wabah</a> pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Utara" title="Amerika Utara">Amerika Utara</a>. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1779" title="1779">1779</a>. Wabah besar global dimulai di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a> pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.</p>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-52494878067035280522010-05-15T06:49:00.000-07:002010-05-15T06:50:28.232-07:00Tips Mengendalikan Kolesterol<p>Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan <strong>kolesterol</strong> Anda:</p><div style="padding: 0pt 10px; display: inline-block; width: 500px;"><ul><li><h3>Diet</h3>Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kolesterol. Misalnya dengan mengkonsumsi <a href="http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/131-mengenal-susu-dan-manfaat.html" title="susu">susu</a> tanpa lemak dan mengurangi konsumsi daging. Pilihlah makanan dengan kandungan lemak tak jenuh daripada kandungan lemak jenuh. Minyak yang digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang dapat meningkatkan kadar kolesterol, maka ada baiknya Anda mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.</li><li><h3>Konsumsi makanan berserat</h3>Lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Jenis makanan ini dapat menyerap kolesterol yang ada dalam darah dan mengeluarkannya dari tubuh.</li><li><h3>Konsumsi antioksidan</h3>Antioksidan banyak terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk, strawbery, pepaya, wortel, atau labu. Mengkonsumsi bawang putih secara teratur juga dapat menurunkan kadar kolesterol.</li><li><h3>Hindari alkohol dan merokok</h3>Dengan <a href="http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/255-mengapa-berhenti-rokok.html" title="merokok">merokok</a> atau mengkonsumsi alkohol, kolesterol akan mudah menumpuk dalam aliran darah.</li><li><h3>Olahraga</h3>Berolahraga secara teratur sesuai dengan umur dan kemampuan. Jaga agar berat tubuh Anda tetap ideal.</li></ul></div><p> </p> <h2><span id="Makanan">Makanan sehat, hati-hati, berbahaya atau pantang?</span></h2> <p>Seperti disebutkan diatas, makanan merupakan hal penting yang dapat menyebabkan kolesterol. Tabel berikut dapat Anda jadikan acuan makanan apa saja yang sebaiknya Anda makan atau dapat dikurangi konsumsinya.</p> <table style="border: 1px solid rgb(0, 37, 90);" width="80%" align="center" border="0" cellpadding="8" cellspacing="0"> <thead> <tr><td class="headrowtb" align="center"><strong>Jenis Makanan</strong></td><td class="headrowtb" align="center"><strong>Kolestrol<br /><em>(mg/10 gr)</em></strong></td><td class="headrowtb" align="center"><strong>Kategori</strong></td> </tr> </thead><tbody><tr><td class="oddrow" colspan="3" style="border-top: 2px solid rgb(0, 37, 90); height: 25px; font-size: 14px; color: rgb(85, 0, 0); background-color: rgb(204, 255, 204);" align="left" height="25">Jenis makanan yang <strong>aman</strong> dikonsumsi karena kadar kolestrol yang rendah</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Putih telur ayam</strong></td><td class="oddrow" align="center">0</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Teripang</strong></td><td class="evenrow" align="center">0</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Susu sapi non fat</strong></td><td class="oddrow" align="center">0</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Daging ayam / daging bebek pilihan tanpa kulit</strong></td><td class="evenrow" align="center">50</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Ikan air tawar</strong></td><td class="oddrow" align="center">55</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Daging sapi / daging babi pilihan tanpa lemak</strong></td><td class="evenrow" align="center">60</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Daging kelinci</strong></td><td class="oddrow" align="center">65</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Daging kambing tanpa lemak</strong></td><td class="evenrow" align="center">70</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Ikan ekor kuning</strong></td><td class="oddrow" align="center">85</td><td style="background-color: rgb(204, 255, 204);" align="center">sehat</td> </tr><tr><td class="oddrow" colspan="3" style="border-top: 2px solid rgb(0, 37, 90); height: 25px; font-size: 14px; color: rgb(85, 0, 0); background-color: rgb(204, 204, 255);" align="left" height="25">Jenis makanan yang <strong>boleh</strong> dikonsumsi sekali-kali</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Daging asap (ham / smoke beef)</strong></td><td class="evenrow" align="center">98</td><td style="background-color: rgb(204, 204, 255);" align="center">sekali-sekali</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Iga sapi</strong></td><td class="oddrow" align="center">100</td><td style="background-color: rgb(204, 204, 255);" align="center">sekali-sekali</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Iga babi</strong></td><td class="evenrow" align="center">105</td><td style="background-color: rgb(204, 204, 255);" align="center">sekali-sekali</td> </tr> <tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Daging sapi</strong></td><td class="oddrow" align="center">105</td><td style="background-color: rgb(204, 204, 255);" align="center">sekali-sekali</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Burung dara</strong></td><td class="evenrow" align="center">120</td><td style="background-color: rgb(204, 204, 255);" align="center">sekali-sekali</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Ikan bawal</strong></td><td class="oddrow" align="center">120</td><td style="background-color: rgb(204, 204, 255);" align="center">sekali-sekali</td> </tr><tr><td class="oddrow" colspan="3" style="border-top: 2px solid rgb(0, 37, 90); height: 25px; font-size: 14px; color: rgb(85, 0, 0); background-color: rgb(255, 255, 128);" align="left" height="25">Jenis makanan yang perlu diperhatikan untuk dikonsumsi karena kadar kolestrol yang cukup tinggi</td> </tr> <tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Daging sapi berlemak</strong></td><td class="evenrow" align="center">125</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Gajih sapi</strong></td><td class="oddrow" align="center">130</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Gajih kambing</strong></td><td class="evenrow" align="center">130</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Daging babi berlemak</strong></td><td class="oddrow" align="center">130</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Keju</strong></td><td class="evenrow" align="center">140</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Sosis daging</strong></td><td class="oddrow" align="center">150</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Kepiting</strong></td><td class="evenrow" align="center">150</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Udang</strong></td><td class="oddrow" align="center">160</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Kerang</strong></td><td class="evenrow" align="center">160</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Siput</strong></td><td class="oddrow" align="center">160</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Belut</strong></td><td class="evenrow" align="center">185</td><td style="background-color: rgb(255, 255, 128);" align="center">hati-hati</td> </tr><tr><td class="oddrow" colspan="3" style="border-top: 2px solid rgb(0, 37, 90); height: 25px; font-size: 14px; color: rgb(85, 0, 0); background-color: rgb(255, 128, 128);" align="left" height="25">Jenis makanan yang <strong>berbahaya</strong> untuk dikonsumsi karena kandungan kolestrol yang tinggi.</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Santan</strong></td><td class="oddrow" align="center">185</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Gajih babi</strong></td><td class="evenrow" align="center">200</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Susu sapi</strong></td><td class="oddrow" align="center">250</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Susu sapi cream</strong></td><td class="evenrow" align="center">280</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Coklat</strong></td><td class="oddrow" align="center">290</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Margarin / Mentega</strong></td><td class="evenrow" align="center">300</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Jeroan sapi</strong></td><td class="oddrow" align="center">380</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Jeroan babi</strong></td><td class="evenrow" align="center">420</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Kerang putih / tiram</strong></td><td class="oddrow" align="center">450</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Jeroan kambing</strong></td><td class="evenrow" align="center">610</td><td style="background-color: rgb(255, 128, 128);" align="center">berbahaya</td> </tr><tr><td class="oddrow" colspan="3" style="border-top: 2px solid rgb(0, 37, 90); height: 25px; font-size: 14px; color: rgb(255, 210, 210); background-color: rgb(255, 40, 40);" align="left" height="25">Jenis makanan yang <strong>pantang</strong> untuk dikonsumsi karena kandungan kolestrol yang <strong>sangat tinggi</strong>.</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Cumi-cumi</strong></td><td class="oddrow" align="center">1170</td><td style="background-color: rgb(255, 40, 40); color: rgb(255, 210, 210);" align="center">pantang</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Kuning telur ayam</strong></td><td class="evenrow" align="center">2000</td><td style="background-color: rgb(255, 40, 40); color: rgb(255, 210, 210);" align="center">pantang</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Otak sapi</strong></td><td class="oddrow" align="center">2300</td><td style="background-color: rgb(255, 40, 40); color: rgb(255, 210, 210);" align="center">pantang</td> </tr><tr><td class="evenrow" align="left"><strong>Otak babi</strong></td><td class="evenrow" align="center">3100</td><td style="background-color: rgb(255, 40, 40); color: rgb(255, 210, 210);" align="center">pantang</td> </tr><tr><td class="oddrow" align="left"><strong>Telur burung puyuh</strong></td><td class="oddrow" align="center">3640</td><td style="background-color: rgb(255, 40, 40); color: rgb(255, 210, 210);" align="center">pantang</td> </tr></tbody> <caption><strong>Tabel Jumlah Kolestrol pada Makanan</strong></caption></table> <p>Catatan: Untuk kategori berbahaya dan pantang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita masalah <a href="http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/174-mengatasi-tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi.html" title="hipertensi">hipertensi</a> atau problem <a href="http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/189-mengatasi-penyakit-jantung-dan-serangan-jantung.html" title="jantung">jantung</a>, karena dapat menyebabkan serangan jantung, stroke dan bahkan kematian.</p>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-78367876543915167942010-05-15T06:41:00.000-07:002010-05-15T06:42:04.179-07:00Diabetes MellitusPenyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.<br /><br />Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.<br /><br /><div class="post-body"><li>Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus</li><span class="fullpost"><br />Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.<br /><br />Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :<br /><br />1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)<br />2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)<br />3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)<br />4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)<br />5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya<br />6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki<br />7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu<br />8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba<br />9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya<br />10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.<br /><br />Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.<br /><br />Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.<br /><br /><li>Tipe Penyakit Diabetes Mellitus</li><br />1. Diabetes mellitus tipe 1<br />Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.<br /><br />Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.<br /><br />2. Diabetes mellitus tipe 2<br />Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.<br /><br />Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.<br /><br /><li>Kadar Gula Dalam Darah</li><br />Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.<br /><br />Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.<br /><br />Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.<br /><br />Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.<br /><br /><li>Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes</li><br />Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).<br /><br />Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.</span></div>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5075177824031119364.post-64695129597874634132010-05-15T06:38:00.000-07:002010-05-15T06:39:38.130-07:00Hipertensi<h3 class="post-title"> Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi) </h3> Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (<a target="new" href="http://nurse-ocha.blogspot.com/2007/03/primary-pulmonary-hypertension.html">Hypertension</a>) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.<br /><br />Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.<span class="fullpost"><br /><br />Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (<a target="new" href="http://nurse-ocha.blogspot.com/2007/06/myocardial-infarction-heart-attack.html">Heart attack</a>).<br /><br />Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :<br /><li>Hipertensi Primary</li>Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.prodia.co.id/m_informasi_terkini.html"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px;" src="http://www.prodia.co.id/images/adiponektin2_gbr1.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><li>Hipertensi Secondary</li>Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau <a target="new" href="http://nurse-ocha.blogspot.com/2007/06/diabetes-mellitus-dm.html">kerusakan sistem hormon</a> tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).<br /><br />Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.<br /><br />Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.<br /><br /><br />1. Penyebab Hipertensi<br />Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Stop menjadi <a target="new" href="http://nurse-ocha.blogspot.com/2006/12/alcohol-treatment.html">alcoholic</a>!<br /><br />2. Penanganan dan Pengobatan Hipertensi<br /><ul>a. Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)<br /><li>Kandungan garam (Sodium/Natrium)</li>Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;<br />- Jangan meletakkan garam diatas meja makan<br />- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan<br />- Batasi konsumsi daging dan keju<br />- Hindari cemilan yang asin-asin<br />- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium<br /><br /><li>Kandungan Potasium/Kalium</li>Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).<br /><br />Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;<br />- Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.<br /><br />- Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.<br /><br />- Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.</ul></span>Arianz Zonehttp://www.blogger.com/profile/06460469731582568375noreply@blogger.com0